Suku Batak ialah kelompok etnis tua di nusantara. Akan tetapi, karena keterbatasan catatan dan literatur menjadikan sejarahnya sulit untuk ditelusuri.
Saat ini, mayoritas Suku Batak
memeluk agama Kristen Protestan. Namun jauh sebelum mereka mengenal agama ini,
orang-orang Batak menganut sistem kepercayaan tradisional. Mereka memiliki
sosok yang dianggap sebagai dewa tertinggi, bernama Mulajadi na Bolon.
Mulajadi Nabolon adalah pencipta
dan pemula genesis, atau “yang bermula dari dirinya”. Menurut paham Batak,
Allah ini adalah dewa pribadi. Ia bermukim di tingkat kayangan tertinggi.
Allah Tinggi ini disifatkan
sebagai abadi dan kemahakuasaan, dan sejatinya dialah pencipta segala sesuatu
termasuk para dewa.
Allah Tinggi adalah sebagai
“pemulai” genesis dan bukan hanya sekadar “Awal-mula”. Allah Tinggi adalah
sebagai “Pencipta” alam semesta: “Ibana do manjadihon nasa na adong”,Dialah
menjadikan segala sesuatu. Dialah yang menjadi “sebab” dari “genesis”, yang
secara aktif memulai alam ciptaan.
Sementara kata Ompu (ng)
mengandung berbagai arti, sesuai dengan kondisi dan konteks pemakaiannya. Ompu
digunakan kepada orang-orang yang unggul dalam kuasa, martabat dan kekudusan.
Dalam konteks religius, ompu
digunakan untuk menunjukkan ketakwaan (sembah suci). “Ompu adalah sebutan
kepada semua yang ingin dipuja”. Dewa-dewi, pengada-pengada adikodrati,
termasuk Allah Tinggi, Mulajadi Nabolon, diseru bersama-sama sebagai ompu.
Mulajadi Nabolon memiliki tiga
perwujudan diri yang merupakan perwujudan dari kuasanya atas alam semesta.
Ketiga perwujudan ini disebut sebagai “Dewata Trimurti” (debata na tolu).
Dari ketiga dewata tersebut
memiliki tugas khusus untuk menangani ciptaan agar semuanya berjalan dengan
seimbang, teratur, dan tertib.
Dewata Trimurti
Adapun Dewata Trimurti itu ialah
Batara Guru, Soripada, dan Mangala Bulan.
Batara Guru dan Kuasa Mencipta
Batara Guru disebut “mahir pada
ajaran” (panungkunan di poda) dan “mahir pada hukum” (panungkunan di uhun).
Dialah yang menetapkan, mendasarkan dan melandaskan suatu yang bersifat dasar,
seperti adat.
Soripada dan Kuasa Menyelenggara
Soripada diyakini menjadi raja
penyelenggara dunia. Ia adalah pelindung huma-sawah, penjaga anak-anak dan ia
memamongi bangsa manusia seperti gembala mengembalakan kerbaunya. Ia dihormati
sebagai penjaga keadilan sejati dan standar ukuran.
Mangala Bulan dan Kuasa Menetapkan
Mangala Bulan adalah pribadi
ketiga dari Dewata Trimurti, menyandang ciri yang sangat khas. Di satu pihak,
orang berdoa kepadanya memohon berkat, kekayaan, kesejahteraan dan usia lanjut.
Pada pihal lain, ia sungguh adalah ‘pemantik pertengkaran’ dan ditakuti karena
kepahlawanan yang tak beradab dan ia melalap buku-buku kayu serta meminum darah
mentah sembari ia bersifat kebal.
Masyarakat Batak Toba percaya
adanya tiga dunia yaitu dunia atas (Banua Ginjang), dunia tengah (Banua Tonga),
dan dunia bawah (Banua Toru).
Masing-masing dunia ini dihuni
oleh Dewata. Dunia atas, pada langit yang ketujuh didiami oleh Mulajadi
Nabolon. Di dunia atas pada langit keenam tinggal juga “dewata yang tiga’,
yaitu Batara Guru, Soripada, dan Mangala Bulan.
Dunia tengah, didiami oleh Debata
Idup, Boraspati ni tano, dan Boru Saniang naga. Masih ada penghuni lain di
dunia tengah yaitu Sibaso Nabolon atau Silaon Nabolon. Silaon Nabolon ialah roh
nenek moyang bersama manusia.
Dunia bawah, adalah tempat setan-setan dan Naga Padoha. Naga Padoha adalah personifikasi kekuatan jahat.
0 Komentar