Gondang merupakan sarana manusia
untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Doa dan pengharapan disampaikan manusia saat
gondang dimainkan.
Sejarah Gondang
Ada berbagai jenis lagu yang
dimainkan dalam gondang. Tiap lagu berbeda tujuannya. Tergantung dari niat dan
tujuan sang tuan rumah atau pemimpin adat.
Ritual suci Mardebata (puji
syukur) meruapakan ritual bagi warga pemeluk kepercayaan Parmalim. Sebagaimana
warga Batak tradisional, meyakini, roh suci berkuasa atas hidup mereka. Untuk
berkomunikasi dengan roh suci, gondang pun dimainkan.
Anggapan sakral masyarakat
tradisional Batak atas gondang membuat penghormatan mereka terhadap para
pemusik gondang sangat tinggi, bahkan sejajar dengan dewa. Pemain taganing
disebut Batara Guru Hundul, sedangkan pemain sarune disebut Batara Guru
Manguntar.
Berdasarkan tradisi Batak, gondang
dapat diartikan sebagai seperangkat alat musik, ansambel musik, sekaligus komposisi
lagu. Umumnya alat musik ini dimainkan untuk mengiringi tari tortor.
Gondang terbagi dalam dua jenis berdasarkan
ansambelnya, yaitu gondang sabangunan dan gondang hasapi. Perbedaaan kedua
gondang ini adalah tempat memainkannya.
Gondang Sabangunan dimainkan
dalam rumah, dan Gondang Hasapi dimainkan di dalam rumah. Tidak ada perbedaan
pada nada yang dipakai dalam dua alat musik
tersebut.
Gondang sabangunan terdiri dari
sarune bolon (alat musik tiup), taganing (5 kendang yang punya peran melodis),
gordang (kendang besar penentu ritme), 3-4 gong yang disebut ogung (pembentuk
ritme konstan), dan hesek (perkusi, biasanya kayu atau botol yang dipukul).
Gondang hasapi terdiri dari
hasapi ende (sejenis gitar kecil 2 senar), garantung (gambang kayu), sulim
(suling bambu berselaput kertas getar), sarune etek (sejenis klarinet), dan
hesek.
Komposisi Musik Gondang
Komposisi musik gondang tergolong
unik. Meski sama-sama terbagi dalam tangga nada sebagaimana musik umumnya, tapi
disusun tidak sama persis alurnya.
Selain itu, berbeda dengan tangga
nada musik Barat yang memiliki tujuh tingkat, gondang hanya memiliki lima
tingkatan nada diatonis mayor, yaitu do, re, mi, fa, sol. Ini seperti terdengar
dari alat musik taganing dan garantung.
Ketukan gondang cenderung bervariasi,
tergantung dari improvisasi dan estetis pemain sarune dan taganing, yang kadang
bermain seperti sedang trance.
Khusus untuk taganing-disebut
juga tagading atau tataganing yang berarti lima-memiliki keunikan tersendiri.
Taganing tidak hanya mampu mengatur ritme musik, tetapi juga melodi yang
mendominasi lagu.
Budaya Baru
Pengaruh budaya baru telah
mengubah banyak hal di sebagian besar pertunjukan gondang yang hanya
menonjolkan aspek hiburan. Kesakralan gondang mulai luntur dan para pargonsi
sendiri tak banyak yang memahami kedalaman maknanya.
Bahkan, di banyak momen perayaan
tradisional, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian, sebagian masyarakat
Batak tak lagi menggelar gondang. Mereka memilih seni hiburan modern, seperti
organ tunggal dan musik Eropa.
0 Komentar