Tuak
adalah suatu jenis minuman beralkohol khas Sumatera Utara yang dihasilkan dari
fermentasi nira kelapa atau jenis pohon lain seperti nira (aren) dan beras.
Minuman
ini berasal dari beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Bali, dan
Sulawesi Utara. Tuak adalah sebutan masyarakat Sumatera Utara terhadap minuman
ini. Minuman ini memiliki sebutannya masing-masing di daerah asalnya.
Khusus
untuk tradisi Batak, minuman ini bisa ditemukan diberbagai acara adat, acara keluarga
dan di Lapo (Kedai Tuak) sebagai minuman yang dijasikan.
Tuak
dijadikan minuman khas dan simbolis suku batak karena kepopulerannya. Minuman
ini dijadikan masyarakat batak sebagai ajak mempererat hubungan persahabatan, dan
membangun nilai-nilai sosial.
Orang yang mengambil atau mencari minuman ini sering disebut sebagai Paragat. Seorang paragat biasanya bekerja sendiri-sendiri. Mereka memasuki hutan dan memanjat pohon kelapa atau aren dengan peralatan seadanya kemudian mengambil getah dari pohon tersebut.
Setelah
getah tersebut diambil dan dikumpulkan, seorang paragat akan membawanya ke tempat
pengumpulan getah atau ke rumah dan meraciknya sendiri.
Tuak
yang biasa diminum masyarakat batak adalah tuak yang telah dicampur dengan
raru. Dalam acara adat masyarakat meminum jenis tuak tangkasan yaitu tuak murni
yang belum dicampur dengan raru.
Tuak
yang diminum pada acara adat biasanya diambil dari getah pohon aren atau dalam
bahasa batak pohon bagot. Pohon ini dipercaya, memiliki legenda dan nilai
mistis.
Tuak
pada adat Batak tidak digunakan sebagai sesajen untuk para dewata melainkan
untuk para roh nenek moyang yang sudah meninggal. Tuak digunakan pada dua acara
resmi, yaitu upacara Manuan Ompu-Ompu dan upacara Manulangi.
Upacara
Manuan Ompu-Ompu adalah upacara yang dilaksanakan pada kubur orang yang sudah
tua. Ketika orang yang sudah bercucu meninggal, ditanam beberapa jenis tanaman
di atas kuburannya.
Menurut
aturan adat, air dan tuak harus dituangkan pada tanaman di atasnya. Tetapi
sekarang ini biasanya yang dituangkan hanya air saja, atau paling-paling tuak
yang mengandung alkohol (tidak harus tuak tangkasan).
Dalam
upacara Manulangi, para keturunan dari seseorang Ompung Boru (nenek) memberikan
makanan secara resmi kepada orang tua tersebut yang sudah bercucu.
Pada
upacara ini, turunannya meminta restu, nasihat, dan pembagian harta, disaksikan
oleh para petua adat. Pada waktu memberikan makanan harus disajikan air minum,
serta tuak.
Tuak
berguna sebagai obat pereda stres, maka tak heran jika orang Batak kerap datang
ke kedai tuak jika sedang stres. Di kedai tuak mereka bisa menikmati minuman ini
sambil bercerita dengan teman hingga bernyanyi dan bermain musik.
Selanjutnya,
tuak juga dipercaya dapat menurunkan demam tapi ingat selalu dalam jumlah yang
tidak berlebihan. Kandungan dalam tuak dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh serta melancarkan metabolisme sehingga membantu menurunkan
demam.
0 Komentar