Legenda Danau Toba merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Sumatera Utara (Sumut). Cerita ini hingga saat ini masih diperdebatkan akan kebenarannya.
Legenda
ini bercerita tentang asal usul Danau Toba dan Pulau Samosir. Kedua tempat
wisata ini kian populer dan sering menjadi destinasi wisata masyarakat yang datang
dari luar kota.
Lantas,
seperti apa sih cerita rakyat Danau Toba ini? Penasaran? Simak ulasan di bawah
ini agar kamu dapat mengambil hikmat dan nilai moral dari peristiwa tersebut.
Legenda Danau Toba
Kisah
ini berawal dari seorang anak muda bernama Toba. Ia sudah menjadi yatim piatu
dan hidup sebatang kara. Pekerjaan sehari-harinya adalah memancing dan bekerja
di ladang.
Pada
suatu hari, Toba memutuskan untuk memancing di dekat sungai untuk menjadikannya
sebagai lauk. Hal baik datang kepadanya hari itu, ia sangat beruntung karena
mata kail yang dilemparkannya berhasil menangkap seekor ikan besar.
Lantas,
ikan itu membuatnya bingung karena memiliki ukuran dan bentuk yang tidak biasa.
Warna ikan itu kekuningan dan sisik ikan berwana kuning keemasan. Ia pun
semakin kaget ketika ikan itu secara tiba-tiba berubah menjadi seekor perempuan
yang cantik.
"Tuan,
aku adalah kutukan Dewa karena telah melanggar larangan besarnya. Telah
ditakdirkan kepadaku, bahwa aku akan berubah bentuk menyerupai makhluk apa saja
yang memegang atau menyentuhku. Karena tuan telah memegangku, maka akupun
berubah menjadi manusia seperti Tuan ini," ungkap perempuan tersebut.
Tanpa
berlama-lama, Toba akhirnya membawa perempuan itu ke rumah dan karena
cantiknya, Toba meminta izin untuk menikahinya. Perempuan itu lantas setuju dan
memberikan syarat untuk dipatuhi Toba.
"Permintaanku
hanya satu, hendaklah tuan menutup rapat-rapat rahasiaku. Jangan sekali-kali
tuan menyebutkan jika aku berasal dari ikan. Jika tuan menyatakan kesediaan
tuan untuk menjaga rahasia ini, aku bersedia menjadi istri Tuan," jelas wanita
tersebut.
Toba
menganggap persyaratan itu cukup mudah, maka ia langsung menyatakan setuju dan
akhirnya mereka berdua menikah. Pernikahan tersebut berjalan sesuai dengan
harapan. Keduanya lantas hidup bahagia dengan kesederhanaan hingga akhirnya
mereka memiliki seorang anak yang diberi nama Samosir.
Samosir
tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang aktif dan nakal. Bahkan
terkadang Samosir hanya tidur-tiduran di rumah tanpa membantu kedua orang tua
nya.
Tidak
hanya itu, Samosir juga memiliki nafsu makan yang tinggi dan membuat
orangtuanya harus mencari lauk lebih banyak dari biasanya. Pada suatu hari sang
ibu meminta tolong Samosir untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya Toba di
ladang.
Dengan
perasaan malas, akhirnya ia tetap menuruti permintaan ibunya. Sayangnya, baru
sampai setengah perjalanan Samosir merasa lapar dan memutuskan untuk memakan
setengah bekal yang diberikan untuk ayahnya itu.
Mengetahui
bahwa makannya di makan, Toba marah dan membentak Samosir. Saking emosinya,
Toba membentak Samosir dan mengatakan bahwa ia adalah anak dari seekor ikan.
Mendengar hal itu, Samosir pergi ke ibunya dan mengadu tentang apa yang
dikatakan Ayahnya.
Mendengar
aduan Samosir, sang ibu pun marah besar kepada suaminya, Toba yang telah
melanggar janji. Tidak lama setelah itu, Samosir dan ibunya menghilang dan
tanah yang mereka pijak mengeluarkan air yang begitu banyak.
Dalam
sekejap, air membuat seluruh daratan yang ada disekitarnya menjadi sebuah
danau. Kini, danau itu kita kenal dengan nama Danau Toba dan pulau yang ada di
tengah Danau Toba dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Semoga
kita bisa mengambil hikmah dari cerita legenda tersebut, meskipun cerita ini
tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya, akan tetapi ada nilai moral yang
harus kita petik dari kejadian ini.
0 Komentar