Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang banyak dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku yang masih memegang erat budaya warisan leluhur, salah satunya adalah upacara adat.
Upacara
adat Sumatera Utara memiliki beragam warisan budaya yang memiliki nilai yang
tinggi. Keunikan dan ciri khas-nya membuat banyak orang penasaran hingga
menghadiri prosesinya hanya untuk melihat dan merasakannya sendiri.
Contohnya,
masyarakat Simalungun yang masih melestrikan upacara adatnya sebagai simbol
penghormatan kepada warisan nenek moyang.
Upacara
adat Simalungun menyimpan banyak makna dan maksud yang dapat kita pelajari
untuk semakin memperluas pengetahuan terhadap warisan budaya.
Suku
simalungun merupakan salah satu suku batak terbesar, sehingga upacara-upacara
adat Simalungun selalu menyita perhatian para pengunjung domesitik maupun
internasional.
Lantas,
apa saja sih upacara adat Simalungun yang masih dilestarikan hingga saat ini?
Penasaran? Yuk ikuti ulasan berikut.
1.
Paabingkon
Paabingkon
merupakan sebuah kebiasaan masyarakat Simalungun pada dahulu kala, yaitu cucu
pertama yang tidak memiliki adik harus dipaabingkon kepada kakek atau neneknya
sebagai tanda pertalian darah sah antara cucu pertama dengan kakek atau
neneknya.
Hingga
saat ini, paabingkon menjadi upacara adat yang resmi pada budaya Simalungun dan
selalu dilestarikan oleh orang di Simalungun.
Mereka
menganggap suku Simalungun merupakan suku yang sangat kuat yang disatukan oleh
bahasa Simalungun, sehingga paabingkon ini sangatlah penting dilaksanakan.
2.
Manobah
Manobah
merupakan ucapara yang menyimbolkan rasa kedekatan masyarakat Simalungun kepada
Tuhannya.
Sejak
dahulu kala masyarakat Simalungun merupakan masyarakat yang percaya tentang
keselamatan dan kehidupan yang mereka dapatkan adalah berasal dari Tuhan yang
disembah.
Tak
hanya itu, mereka juga mengakui bahwa kedatangan Tuhan mutlak, sehingga mereka
berkewajiban untuk mendekatkan diri padanya.
3.
Mangiliki
Mangiliki
merupakan bentuk penghormatan untuk orang yang sudah meninggal yang sudah memiliki
cucu.
Penghormataan
inti bertujuan untuk memberikan simbol kepada orang yang sudah meninggal agar
melihat keberadaan keluarga, kerabat, orang-orang terdekat, dari orang
tersebut.
4.
Mamongkot Ruma Bayu
Mamongkot
Ruma Bayu merupakan tradisi saat akan memasuki rumah baru. Upacara adat
Simalungun yang satu ini bertujuan untuk memberikan doa kepada orang yang akan
bertempat tinggal di rumah tersebut. Tujuannya agar orang tersebut dimudahkan
rezekinya, dan dijauhi dari segala masalah dan musibah.
Selain
itu, acara ini juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan mempererat
persaudaraan kepada orang yang akan bertempat tinggal di rumah tersebut.
5.
Managgir
Managgir
merupakan upacara adat yang bertujuan untuk membersihkan raga, dan batin
seseorang dari perbuatan yang buruk, karena roh halus yang memberi pengaruh
buruk kepada seseorang tersebut.
Upacara
adat ini dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan inti seperti jeruk purut, air
bersih, dan bunga tujuh rupa.
Bahan-bahan
tersebut nantinya akan dimandikan oleh orang tersebut, sehingga diharapkan
pengaruh buruk dari roh halus hilang bersama air yang telah terbasuh dan jatuh
dari tubuh seseorang tersebut.
6.
Marhajabuan
Marhajabuan
merupakan upacara pemberian berkat atau restu setelah selesainya pelaksananan
pernikahan.
Jika,
upacara ini tidak dilaksanakan, maka pernikahan antara kedua mempelai yang
telah berlangsung sebelumnya dianggap tidak sah.
7.
Rondang Bittang
Rondang
Bittang merupakan upacara adat Simalungun yang dulunya dilaksanakan setiap
tahun untuk menyambut panen masyarakat Simalungun yang melimpah.
Selain
itu, upacara ini juga bertujuan untuk mencari jodoh bagi pemuda-pemudi
Simalungun yang belum menemukan jodohnya.
Namun,
upacara ini kini dilakukan untuk tujuan mempererat silaturahmi antar desa-desa
di Simalungun yang dilaksanakan setiap tahun.
Nah,
itulah beberapa upacara adat Simalungun yang masih dilestarikan hingga saat
ini. Semoga informasi di atas dapat membantu kamu mengenal seputar acara adat
di Simalungun.
0 Komentar