Suku dapat diartikan sebagai bangian dari suatu bangsa yang besar. Dalam bahasa lain, suku di sebut juga dengan etnis. Pengelompokan suku dapat dibedakan dengan jenis garis keturunan.
Beberapa suku
dengan populasi terbanyak di Indonesia adalah suku Jawa, suku Sunda, suku
Batak, suku Dayak, dsb.
Adanya suku di Indonesia
menjadikan negara ini kaya akan budaya, salah satu diantaranya adalah tarian
tradisional. Pada artikel kali ini akan membahas beberapa tarian yang ada pada
salah satu suku di Sumatera Utara, yaitu suku Batak.
Tarian Batak
secara singkat dapat diartikan sebagai seni tari dengan teknik dan tujuan
tertentu, yang berasal dari daerah/suku Batak, Sumatera Utara. Tarian ini dilakukan
dengan iringan alat musik khas.
Beberapa macam
tari Batak yang populer diantaranya yaitu tarian Batak toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pak-pak, dan masih banyak lagi. Salah satu tarian yang sangat
terkenal dari suku Batak adalah tarian tor-tor Batak.
Tarian tor-tor Batak
adalah sejenis seni/adat, yang dapat menengidentikkan diri dengan gerakan yang
khas di atas papan rumah adat Batak. Bunyi dari hentakan kaki itulah yang
menjadi asal-muasal tarian Batak disebut dengan tor-tor.
Tarian tor-tor Batak
ternyata memiliki tujuan tertentu pada sebuah acara, seperti upacara kematian, acara
penyembuhan penyakit, dan pesta yang dilakukan muda mudi.
Tarian ini
dipercaya untuk memanggil roh halus, kemudian roh tersebut masuk ke dalam
patung leluhur yang kemudian seolah menari.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, kamu juga bisa sambil mendengarkan musik atau lagu chord dinda jangan marah marah ketika menyimak ulasan ini. Langsung saja yuk kita bahas.
Beberapa Tarian Pada Suku Batak
1. Tarian Batak Toba
Tarian yang
terkenal dari suku Batak Toba adalah tarian tor-tor. Tarian ini berasal dari
wilayah Toba seperti Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang
Hasundutan.
Tor-tor merupakan
tarian dari suku Batak yang sangat terkenal di Indonesia, Anda bisa menyaksikan
tarian tor-tor ini setiap hari. Sementara jika hari normal biasanya akan
dipertontonkan setiap sabtu dan minggu di Museum Huta Bolong.
Selain itu tarian
ini juga dapat anda sakasikan di Tomok, Pulau Samosir (dekat makam Sidabutar).
2. Tarian Batak Karo
a. Tari Ndikkar
Tari Ndikkar
adalah tarian yang berasal dari Batak Karo, tarian ini dikenal dengan gerakan
pencak silat khas masyarakat setempat. Tarian ini awalnya dipelajari untuk
berjaga-jaga dan membela diri.
Tarian Ndikkar
kini menjadi sebuah budaya tarian yang menarik untuk dilestarikan. Gerakannya yang
lambat dan lembut, namun diselingi gerakan yang keras dan cepat, menggambarkan
bahwa tarian ini mirip dengan jurus yang dipelajari dalam pencak silat.
b. Tari Gundala-Gundala
Tarian
Tradisional ini masih eksis hingga sekarang. Tarian Gundala umumnya digunakan
untuk meminta hujan saat musim kemarau panjang.
Penari pada
tarian ini biasanya menggunakan kostum dengan jubah (baju longgar dan besar),
dilengkapi topeng dari kayu yang membentuk karakter tertentu. Tarian ini umumnya
dilakukan oleh masyarakat Desa Seberaya Tanah karo.
3. Tarian Batak Mandailing
a. Tari-Tor tepak
Tarian tor-tor
tepak biasanya dilakukan pada upacara pekawinan. Tarian ini biasanya dilakukan
selama 3 hari tiga malam. Tarian ini menggunakan pakaian khas dari Batak
Mandailing dengan sebuah aksesoris kepala.
b. Tarian Sarama Datu
Tarian Sarama
Datu mulanya dilakukan untuk meminta sesuatu melalui roh. Tarian ini dilakukan oleh
seorang yang dinamakan Sibaso. Dengan iringan musik gordang, Sibaso seolah
meminta pertolongan pada roh halus agar mengabulkan permintaannya.
Tarian Sarama Datu
biasanya dipakai dalam sebuah musibah seperti wabah penyakit menular.
c. Tarian Endeng-endeng
Tarian ini
berasal dari suku batak Mandailing. Tarian Endeng-endeng dilakukan dengan
tujuan sebagai wujud dari ekspresi kegembiraan karena panen raya.
Tari Endeng-endeng
dimainkan oleh sepuluh penari. 2 orang sebagai vokalis, satu orang keyboardis,
satu orang memainkan tamborin, dan 5 orang terakir sebagai penabuh keipung.
Tarian-tarian dari suku Batak tersebut merupakan beberapa dari tarian yang ada pada suku Batak. Kebudayaan ini harus dilestarikan agar nilai-nilai luhur budaya, yang ada di dalam suatu tradisi dapat tetap dipertahankan, meskipun telah melalui proses perubahan bentuk budaya.
0 Komentar